Program PINTAR Tanoto Foundation Berhasil Buat Siswa Lebih Kreatif dan Berani
BENGKALIS, DISDIK - Program mengajar yang lebih kreatif yang dijalankan Tanoto Foundation ke sejumlah sekolah melalui program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) ternyata membawa perubahan positif, baik bagi pengajar maupun pelajar. Karena, program PINTAR ini bisa menciptakan interaksi yang baik sehingga siswa lebih kreatif dan berani.
Salah satu sekolah di Kabupaten Bengkalis yang telah menerapkan program PINTAR adalah SMP Negeri 11 Desa Sungai Alam Kecamatan Bengkalis. Program PINTAR sudah diterapkan selama lebih kurang 2 tahun. Secara berangsur, kualitas dalam belajar mengajar juga semakin membaik.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Desa Sungai Alam Kecamatan Bengkalis Hj. Rosmanidar ketika diwawancarai sejumlah media yang ada di Bengkalis, Kamis, 5 Maret 2020, bertempat di ruang kerjanya.
Ia mengatakan, dengan diterapkan program PINTAR dari Tanoto Foundation ini alhamdulillah minat siswa dalam mengikuti proses belajar semakin meningkat, antusias dan berani tampil.
Tambah Rosmanidar, penerapan belajar diskusi ini, tidak hanya disenangi para siswa, namun juga sangat disenangi oleh para guru dalam proses mengajar. Dimana program ini melatih siswa untuk belajar mandiri, memahami materi dengan berdiskusi bersama-sama (berkelompok) di dalam kelasnya masing-masing.
"Melalui program PINTAR ini banyak sekali perubahan. Siswa lebih kreatif sehingga siswa mudah menangkap pembelajaran," pernyataannya lagi.
Selain itu, tambahnya, terlihat perubahan prestasi siswa. Jika sebelumnya bakat anak-anak banyak terpendam, sekarang lebih berani mengeluarkan dan mengasah bakat mereka.
"Siswa juga lebih berani mengeluarkan pendapat masing-masing sesuai dengan pemahaman yang mereka dapatkan," katanya.
Sementara itu Guru Mata Pelajaran Matematika Norlinda mengungkapkan, pertama kali mengajar dengan menerapkan pola mikir di kelas terkesan kaku. Karena anak-anak terbiasa dengan pembelajaran yang monoton. Tapi sekarang siswa lebih kreatif dan bisa bekerja sama.
“Memang masih ada beberapa materi yang membuat siswa super aktif berdikusi di dalam kelas, namun ada juga siswa terlihat kaku ketika mereka kurang memahami materi yang sulit. Intinya siswa senang atau enjoi dengan cara berdikusi,” pengakuan Linda.
Pengakuan menariknya pola berdikusi ini juga disampaikan salah satu siswa SMP Negeri 11 Bengkalis Riski Kelas IX mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang belajar dengan berkelompok, karena semua teman-teman aktif membahas materi yang ditugaskan oleh guru.
“Dengan diskusi kami lebih berani tampil berkomunikasi, menjawab dan melontarkan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Kami juga dilatih untuk berkomunikasi dengan baik dan sopan, tidak hanya itu saja kami juga dilatih menjadi jiwa pemimpin, karena setiap kelompok itu pasti ada ketuanya,” ungkap Riski ketika ditanya media.
Hal itu juga senada diucapkan Tati Wulandari dari Kelas IX mengatakan, dirinya sangat asik belajar dengan cara berdikusi, karena dengan berdukusi terkesan tidak kaku, dimana materi yang dipelajari itu bisa dibahas secara bersama.
Dikatakan Tati lebih lanjut, dengan berdikusi ini belajar lebih mengasyikan dengan langsung mempraktikkan melalui media. Dengan begitu siswa akan lebih gampang mengingatnya dan langsung merasakan pengalaman.
"Dalam belajar, duduknya juga diatur secara berkelompok. Sehingga kami bisa bekerjasama dalam belajar serta dapat memberikan banyak pendapat. Itu sangat membantu dan membuat semangat dalam belajar," katanya.
Pada waktu yang sama Distrik Koordinator Tanoto Fondation, Leo Fariddian Sunarya mengatakan, ada 27 sekolah di Kabupaten Bengkalis bermitra dengan Tanoto Fondation yang sudah menerapkan program PINTAR.
"Harapan kita, program ini dapat membantu kualitas pendidikan di Indonesia termasuk di Kabupaten Bengkalis yang berjuluk Negeri Junjugan," ucap Leo.