Jumat, 12 Mei 2023
13:33:52 Wib
Dibaca : 3065 Kali
Ciptakan Sekolah Ramah Anak Dengan “Stop Bullying” di Sekolah
BENGKALIS, DISDIK - Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis Muthu Saily, S.IP,MPA beserta Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Junaidi Yahya, S.Pd menghadiri kegiatan deklarasi sekolah ramah anak (SRA) dan stop bullying kekerasan anak di SMPN 1 Bengkalis, Jum'at 12 Mei 2023.
Sekolah ramah anak adalah upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak lewat sekolah untuk menjadikan sekolah yang lebih baik lagi bagi anak-anak.
Dalam sambutannya, Muthu menyampaikan sekolah ramah anak perlu diterapkan karena sekolah menjadi tempat yang rentan terhadap bullying. Oleh karena itu pendidik harus bisa berperan untuk mencegah bullying, seperti perlu dapat menerapkan nilai-nilai persahabatan agar murid-murid dapat saling menghargai.
Guru di sekolah harus punya parameter mengamati dinamika kelas. Kedekatan guru dan murid harus dibina sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru otoriter malah tidak dihargai oleh murid.
Guru harus berada di tengah dan adil. siswa penjilat yang mengalami sindrom anak pertama dalam beberapa kasus adalah pelaku. agar tidak dicurigai sebagai dalang, dia mendekati guru dan memberikan informasi aneh aneh. Jika guru percaya, dia sukses memerankan diri sebagai bullying maker.
Turut hadir juga Kepala Korwilcam Disdik Kabupaten Bengkalis Afandi, Perwakilan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Perwakilan Dinas Sosial serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis.
BENGKALIS, DISDIK - Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis Muthu Saily, S.IP,MPA beserta Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Junaidi Yahya, S.Pd menghadiri kegiatan deklarasi sekolah ramah anak (SRA) dan stop bullying kekerasan anak di SMPN 1 Bengkalis, Jum'at 12 Mei 2023.
Sekolah ramah anak adalah upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak lewat sekolah untuk menjadikan sekolah yang lebih baik lagi bagi anak-anak.
Dalam sambutannya, Muthu menyampaikan sekolah ramah anak perlu diterapkan karena sekolah menjadi tempat yang rentan terhadap bullying. Oleh karena itu pendidik harus bisa berperan untuk mencegah bullying, seperti perlu dapat menerapkan nilai-nilai persahabatan agar murid-murid dapat saling menghargai.
Guru di sekolah harus punya parameter mengamati dinamika kelas. Kedekatan guru dan murid harus dibina sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru otoriter malah tidak dihargai oleh murid.
Guru harus berada di tengah dan adil. siswa penjilat yang mengalami sindrom anak pertama dalam beberapa kasus adalah pelaku. agar tidak dicurigai sebagai dalang, dia mendekati guru dan memberikan informasi aneh aneh. Jika guru percaya, dia sukses memerankan diri sebagai bullying maker.
Turut hadir juga Kepala Korwilcam Disdik Kabupaten Bengkalis Afandi, Perwakilan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Perwakilan Dinas Sosial serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis.
Berita Lainnya
BANTAN - Memiliki semangat dan komitmen yang sama terhadap nasib anak putus sekolah di Kecamatan Bantan, Pengurus POKJA II TP.
TALANG MUANDAU - Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Riau melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bagan Ben.
Bahas Kemajuan Pendidikan, Sekretaris Disdik Ikuti Diskusi Bersama Dewan Pendidikan, TPP dan Bappeda
BENGKALIS - Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, Dewan Pendidikan Kabupaten Bengkalis dan Tim Percepatan Pembangunan (TPP) K.
BENGKALIS - Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos, MMP melantik dan mengambil sumpah 11 orang Dewan Pendidikan Kabupaten Bengkalis.
Tulis Komentar