Senin, 11 Maret 2019
14:47:22 Wib
Dibaca : 1500 Kali
Kadisdik Edi Sakura: Kejujuran Bisa Melahirkan Kemakmuran, Kenyamanan dan Ketenteraman
BENGKALIS, DISDIK – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bengkalis Edi Sakura mengatakan, kemakmuran suatu negara tidak semata-mata ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Contohnya Denmark.
Denmark, katanya, tak memiliki SDA yang melimpah. Bahkan kondisi musim di negara ini sangat ekstrim karena dekat dengan kutub utara. Matahari dan siang hari pun hanya
Sebentar, terutama di musim dingin.
Selain Makmur, sambungnya, Denmark juga merupakan negara paling nyaman untuk tempat tinggal.
Kemudian, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi ini, juga merupakan negara paling bersih di dunia.
Masih menurut Edi Sakura, saat ini negara dengan tingkat kenyamanan tertinggi di dunia memang bukan lagi Denmark. Tapi tergeser oleh New Zealand.
Sebagai seorang pendidik, kata Edi Sakura lagi, dia langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.
“Namun ternyata dugaan saya keliru. Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena masyarakatnya jujur,” jelasnya.
Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari kejujuran.
Pada saat seorang jujur, maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. Bukan hanya di satu bidang, tetapi di segala bidang mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan sebagainya.
Masyarakat Denmark percaya bahwa kejujuran bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar. Dengan kejujuran, maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri.
“Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur, mulai dari pejabat, menteri, polisi dan seterusnya dan rakyatnya jujur, maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar di bidang pendidikan,” Edi Sakura, meneruskan ceritanya.
Memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi nyaris nol, seperti juga di Finlandia dan New Zealand.
Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara tersebut pun menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa ketidak jujuran (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara.
“Mereka begitu yakinnya bahwa kejujuran adalah awal dari semua kebaikan, bukannya kepintaran,” sambungnya.
Cerita di atas disampaikan Edi Sakura saat membuka sosialisasi kegiatan Jaksa Masuk Sekolah di Aula Duri School of Universe (Sekolah Alam Duri), Senin, 11 Maret 2019.
Kegiatan JMS tersebut diikuti pelajar beserta Kepala Sekolah dan guru pendampingi dari Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) Negeri dan Swasta se-Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan.
Adapun nara sumber kegiatan JMS tersebut adalah Lignauli Theresa, Kepala Seksi (Kasi) Intel Kejari Bengkalis serta Fredric Daniel Tobing, Staf Intel Kejari Bengkalis.
BENGKALIS, DISDIK – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bengkalis Edi Sakura mengatakan, kemakmuran suatu negara tidak semata-mata ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Contohnya Denmark.
Denmark, katanya, tak memiliki SDA yang melimpah. Bahkan kondisi musim di negara ini sangat ekstrim karena dekat dengan kutub utara. Matahari dan siang hari pun hanya
Sebentar, terutama di musim dingin.
Selain Makmur, sambungnya, Denmark juga merupakan negara paling nyaman untuk tempat tinggal.
Kemudian, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi ini, juga merupakan negara paling bersih di dunia.
Masih menurut Edi Sakura, saat ini negara dengan tingkat kenyamanan tertinggi di dunia memang bukan lagi Denmark. Tapi tergeser oleh New Zealand.
Sebagai seorang pendidik, kata Edi Sakura lagi, dia langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.
“Namun ternyata dugaan saya keliru. Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena masyarakatnya jujur,” jelasnya.
Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari kejujuran.
Pada saat seorang jujur, maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. Bukan hanya di satu bidang, tetapi di segala bidang mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan sebagainya.
Masyarakat Denmark percaya bahwa kejujuran bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar. Dengan kejujuran, maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri.
“Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur, mulai dari pejabat, menteri, polisi dan seterusnya dan rakyatnya jujur, maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar di bidang pendidikan,” Edi Sakura, meneruskan ceritanya.
Memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi nyaris nol, seperti juga di Finlandia dan New Zealand.
Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara tersebut pun menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa ketidak jujuran (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara.
“Mereka begitu yakinnya bahwa kejujuran adalah awal dari semua kebaikan, bukannya kepintaran,” sambungnya.
Cerita di atas disampaikan Edi Sakura saat membuka sosialisasi kegiatan Jaksa Masuk Sekolah di Aula Duri School of Universe (Sekolah Alam Duri), Senin, 11 Maret 2019.
Kegiatan JMS tersebut diikuti pelajar beserta Kepala Sekolah dan guru pendampingi dari Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) Negeri dan Swasta se-Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan.
Adapun nara sumber kegiatan JMS tersebut adalah Lignauli Theresa, Kepala Seksi (Kasi) Intel Kejari Bengkalis serta Fredric Daniel Tobing, Staf Intel Kejari Bengkalis.
Tulis Komentar